Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alasan Kenapa Kita Harus Survei

Outline Artikel


Survei vs Sensus

Sensus dan survei adalah dua metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dari populasi yang ingin dijadikan sampel dalam suatu penelitian. Meskipun keduanya bertujuan untuk menghasilkan informasi yang berguna, namun sensus dan survei memiliki perbedaan dalam hal cara pengumpulan data dan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkannya.

Sensus adalah metode pengumpulan data di mana seluruh anggota populasi yang diteliti akan dijadikan sampel, sehingga tidak ada bagian dari populasi yang tidak terwakili. Dalam sensus, semua individu atau elemen dari populasi akan diukur dan diobservasi. Pengumpulan data dalam sensus membutuhkan waktu yang lama, dan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, sensus biasanya dilakukan pada skala nasional atau regional dan pada interval waktu yang panjang, seperti sensus penduduk.

Survei, di sisi lain, adalah metode pengumpulan data di mana hanya sebagian kecil dari populasi yang akan dijadikan sampel. Survei dilakukan ketika memungkinkan untuk mengambil sampel yang cukup besar dan mewakili populasi secara proporsional. Pengumpulan data dalam survei relatif lebih cepat dan lebih murah dibandingkan sensus. Oleh karena itu, survei sering digunakan untuk tujuan yang lebih spesifik, seperti penelitian pasar, survei politik, atau penelitian kesehatan.

Perbedaan lain antara sensus dan survei terletak pada cara pengambilan data. Dalam sensus, data dikumpulkan melalui pengisian formulir oleh seluruh anggota populasi yang diteliti, sedangkan dalam survei, data dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner, atau observasi terhadap sekelompok orang yang dipilih secara acak.

Keuntungan sensus adalah data yang dihasilkan akan sangat akurat dan mewakili seluruh populasi. Namun, sensus membutuhkan waktu dan biaya yang besar, serta adanya kemungkinan kesalahan pengukuran atau pengisian formulir. Sedangkan keuntungan survei adalah biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih singkat, tetapi data yang dihasilkan tidak selalu mewakili seluruh populasi dan memiliki margin of error yang lebih besar.

Dalam kesimpulannya, baik sensus maupun survei memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan metode yang tepat tergantung pada tujuan penelitian, waktu, biaya, dan sumber daya yang tersedia. Dalam beberapa kasus, seperti pada penelitian akademik, sensus mungkin diperlukan untuk memastikan keakuratan data. Namun, jika waktu dan biaya menjadi faktor yang terbatas, survei mungkin menjadi pilihan yang lebih realistis dan efektif.

Mengapa Survei/Sampling?

Survei atau pengambilan sampel adalah metode penting dalam pengambilan data statistik karena tidak selalu memungkinkan atau efisien untuk melakukan sensus atau mengukur seluruh populasi yang ingin diteliti. Ada beberapa alasan mengapa survei atau sampling sangat diperlukan:

  1. Efisiensi biaya: Pengambilan sampel membutuhkan biaya yang lebih sedikit daripada sensus. Mengukur seluruh populasi bisa sangat mahal karena memerlukan sumber daya yang besar, seperti tenaga kerja, waktu, dan biaya operasional. Dalam banyak kasus, survei menjadi solusi yang lebih efektif dan efisien dalam mengumpulkan data.
  2. Waktu yang lebih efisien: Selain biaya, survei juga membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada sensus. Mengumpulkan data seluruh populasi bisa memakan waktu yang sangat lama, terutama jika populasi tersebut besar dan tersebar di wilayah yang luas. Dalam hal ini, survei memungkinkan pengumpulan data dalam waktu yang lebih singkat.
  3. Memperoleh hasil yang lebih akurat: Meskipun survei hanya mengambil sampel dari populasi yang ingin diteliti, teknik pengambilan sampel yang baik dan representatif dapat memberikan hasil yang sangat akurat dan dapat diandalkan. Saat teknik sampling yang tepat digunakan, hasil dari survei dapat mewakili seluruh populasi dengan tingkat kepercayaan tertentu. Jadi, survei masih dapat memberikan hasil yang akurat dan berguna untuk keperluan pengambilan keputusan.
  4. Kemampuan untuk mengambil sampel dari populasi yang tidak terjangkau: Ada beberapa populasi yang sulit dijangkau atau tidak dapat diakses oleh peneliti, seperti orang yang tinggal di daerah terpencil atau orang yang tidak ingin berpartisipasi dalam penelitian. Dalam hal ini, pengambilan sampel dapat membantu mengatasi keterbatasan tersebut dengan mengambil sampel dari populasi yang lebih mudah diakses dan mewakili populasi yang sulit dijangkau.
  5. Dapat meminimalkan efek sosiologis: Pengukuran seluruh populasi bisa menyebabkan efek sosiologis, yaitu perubahan perilaku yang dihasilkan oleh pengukuran itu sendiri. Orang dapat merasa terganggu atau takut dengan pengukuran yang sedang dilakukan, dan ini dapat memengaruhi hasil yang diperoleh. Dalam hal ini, pengambilan sampel dapat membantu meminimalkan efek sosiologis karena hanya sebagian kecil dari populasi yang terlibat dalam survei.

Dalam kesimpulannya, survei atau pengambilan sampel sangat diperlukan karena dapat membantu menghemat biaya dan waktu, mengambil sampel dari populasi yang sulit dijangkau, dan memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan. Namun, teknik pengambilan sampel yang tepat dan representatif sangat penting dalam memastikan bahwa hasil yang diperoleh mewakili seluruh populasi dengan tingkat kepercayaan tertentu.

Prinsip-Prinsip Sampling Theory

Sampling theory atau teori pengambilan sampel adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengambil sampel dari populasi secara efektif dan efisien. Ada tiga prinsip penting dalam sampling theory yang harus diperhatikan saat melakukan pengambilan sampel, yaitu validitas, statistical regularity, dan optimisasi.

1. Validitas

Validitas adalah prinsip utama dalam pengambilan sampel. Validitas mengacu pada sejauh mana sampel yang diambil mewakili seluruh populasi dengan benar. Sampel yang diambil harus mewakili seluruh populasi dengan benar, sehingga hasil yang diperoleh dari sampel dapat diterapkan pada populasi secara keseluruhan.

Untuk memastikan validitas, pengambilan sampel harus dilakukan secara acak dan representatif. Acak berarti semua elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sampel, sementara representatif berarti sampel harus mewakili seluruh populasi dengan benar dalam hal karakteristik tertentu, seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang benar, dapat memastikan bahwa sampel yang diambil mewakili seluruh populasi dengan benar, sehingga hasil yang diperoleh dapat diandalkan.

2. Statistical regularity

Statistical regularity atau keseragaman statistik adalah prinsip yang menyatakan bahwa karakteristik sampel yang diambil dari populasi harus memenuhi persyaratan matematis. Dalam hal ini, persyaratan matematis dapat diukur dengan menggunakan distribusi probabilitas.

Dalam pengambilan sampel, persyaratan matematis dapat diukur dengan menggunakan teknik sampling yang tepat dan formula matematis yang terkait dengan probabilitas dan statistik. Teknik sampling yang tepat dan rumus matematika dapat memastikan bahwa sampel yang diambil memenuhi persyaratan matematis, sehingga hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membuat generalisasi tentang seluruh populasi.

3. Optimisasi

Optimisasi atau peningkatan adalah prinsip yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengambilan sampel. Prinsip ini mengacu pada pemilihan teknik sampling yang paling tepat dan efisien untuk tujuan tertentu, dengan mempertimbangkan faktor seperti waktu, biaya, dan sumber daya manusia.

Dalam pengambilan sampel, optimisasi dapat dicapai dengan menggunakan teknik sampling yang paling efektif dan efisien untuk tujuan tertentu. Teknik sampling dapat dipilih berdasarkan karakteristik populasi yang ingin diteliti, tujuan penelitian, dan faktor-faktor lain yang terkait dengan penelitian. Dengan menggunakan teknik sampling yang tepat, dapat meningkatkan efisiensi dalam pengambilan sampel dan memastikan bahwa sumber daya digunakan secara optimal.

Posting Komentar untuk "Alasan Kenapa Kita Harus Survei"